Aceh – Jum’at 14/11/2025 , Nuansa naturalisasi yang kental terlihat dalam rangkaian acara, terutama ketika Kapolda Aceh Irjen Pol Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M. Memimpin Langsung Kegiatan Syukuran Dan turut menyantap Nasi Ompreng, sebuah tradisi makan ala masa pendidikan kepolisian, sebagai simbol kesederhanaan serta dukungan terhadap program ketahanan pangan dan makanan bergizi SPPG.
Dalam amanatnya, Kapolda Aceh mengajak seluruh personel untuk menjadikan momen HUT Brimob sebagai refleksi perjalanan panjang satuan elite Polri yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah bangsa.
Beliau menegaskan bahwa Korps Brimob Polri memiliki sejarah yang kuat sejak masa penjajahan Jepang. Cikal bakal Brimob bermula dari organisasi bentukan Jepang yang mengalami beberapa kali perubahan nama, mulai dari Tokubetsu Kaisatsu Tai, Polisi Istimewa, Mobrig (Mobil Brigade) hingga akhirnya dikenal sebagai Brimob (Brigade Mobil).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Peran satuan ini mulai terlihat signifikan ketika pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Indonesia yang sebelumnya dijajah Belanda selama lebih dari tiga setengah abad beralih ke tangan Jepang melalui proses serah terima kekuasaan yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh bersama Letjen Pooten selaku Panglima tertinggi Angkatan Perang Belanda, dan diterima oleh Letjen Imamura sebagai Panglima Tentara ke-16 Jepang.
Namun, harapan bangsa Indonesia terhadap “saudara tua” tidak bertahan lama. Jepang yang pada awalnya datang dengan pendekatan yang dianggap membebaskan, ternyata hanya menggunakan kedok tersebut demi kepentingan invasinya di kawasan Asia. Dua minggu setelah pendudukan, sifat imperialis Jepang mulai tampak jelas. Dukungan dan tenaga rakyat Indonesia menjadi sasaran utama Jepang dalam memperkuat rencana militernya.














